Sabtu, 25 Desember 2010

C. militaris (Fr.) Link

C. militaris (Fr.) Link

Menurut Holliday and Matt (2004), jamur C. militaris (Fr.) Link termasuk kingdom Fungy, filum Ascomycota, kelas Ascomycetes, ordo Hypocreales, family Clavivipitacea, genus Cordyceps.
Cordyceps dikenal sebagai jamur entomopatogen yang membentuk badan buah pada serangga inangnya dan dikenal 750 spesies dari jamur ini. C. militaris merupakan jamur entomopatogen, khususnya pada larva dan pupa ordo Lepidoptera (Schgal and Sagar, 2006). Jamur ini bersifat soilborne karena infeksi mulai terjadi pada saat larva turun ke tanah untuk berkepompong (Wibowo, dkk, 1994).

Stroma dan sinemata Cordyceps berasal dari endosklerotium dan biasanya keluar dari mulut atau anus serangga dan dapat berkembang dengan bantuan cahaya. Stromata dan sinemata terdiri dari bundel-bundel yang tersusun rapi yang membentuk garis-garis membujur atau terdiri dari hifa yang saling berjalin dan peritesia yang berkembang semakin ke atas. Pada umumnya berbentuk klavat atau kapitat dan askosporanya saling berhubungan satu sama lain. Struktur badan buahnya dapat mencapai panjang kira-kira 30 cm, dan berbentuk sederhana ataupun bercabang atau berwarna kuning, jingga, merah, cokelat, kuning tua, abu-abu, hijau atau hitam.

Peritesia mengandung askus yang panjang dan sempit dengan askospora dengan multisepta yang dapat berubah bentuk menjadi semakin besar dalam satu bagian sel tersebut (Tanada and Harry, 1993).

Peritesia memanjang dalam satu lapisan sel yang berjalin dengan longgar, kadang-kadang tampak memanjang setengah. Aski berukuran 300-510 x 3,5-5 , dengan caps yang tipis yaitu 3,5-5 . Spora-spora yang saling memotong dan seperti benang, menyatu membentuk irisan-irisan berbentuk bulat panjang dengan ukuran 2-4,5 x 1,5 (Kuo, 2006).


Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan C. militaris (Fr.) Link

Hasil penelitian di Balai Penelitian Marihat menunjukkan bahwa pada kondisi kelembaban yang cukup, perkembangan Cordyceps dari mumifikasi sampai terjadinya emisi askospora sekitar 24 hari. Keadaan yang sedikit gelap akan berpengaruh terhadap evolusi stromata, tetapi cahaya akan merangsang keluarnya peritesia. Waktu yang diperlukan untuk pembentukan stromata berkisar 2-4 minggu setelah inokulasi (Wibowo, dkk, 1994). Suhu optimal untuk pertumbuhan miselia, yaitu 21-30 0C dan ini merupakan suhu untuk pertumbuhan yang cepat, sedangkan suhu 3-5 0C untuk pertumbuhan yang lambat. Dengan suhu yang optimal demikian, senyawa seperti Cordycepin (3’deoxy adenosine) atau Hydroethyladenosine dapat dihasilkan oleh jamur (Holliday and Matt, 2004).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar