Selasa, 28 Desember 2010

Ganasnya Si Kecil... (Wereng)

          Wereng adalah sebutan umum untuk serangga penghisap cairan tumbuhan anggota ordo Hemiptera (kepik sejati), subordo Fulgoromorpha, khususnya yang berukuran kecil. Tonggeret pernah digolongkan sebagai wereng (di bawah subordo Auchenorrhyncha)namun sekarang telah dipisah secara taksonomi. Karena eksklusif hidup dari tumbuhan, sejumlah anggotanya menjadi hama penting dalam budidaya tanaman. Selain sebagai pemakan langsung, wereng juga menjadi vektor bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan penting, khususnya dari kelompok virus.

          Hama wereng ini banyak jenisnya, diantara yang paling penting adalah Wereng Cokelat, wereng hijau, dan wereng punggung putih.
Wereng Cokelat. Serangga wereng coklat berukuran kecil, panjang 0,1-
0,4 cm. Wereng coklat bersayap panjang dan wereng punggung putih berkembang ketika makanan tidak tersedia atau terdapat dalam jumlah terbatas. Dewasa bersayap panjang dapat menyebar sampai beratus kilometer.

          Wereng coklat dapat menyebabkan daun berubah kuning oranye sebelum menjadi coklat dan mati. Dalam keadaan populasi wereng tinggi dan varietas yang ditanam rentan wereng coklat dapat mengakibatkan tanaman seperti terbakar atau “hopperburn”. Wereng coklat juga dapat menularkan penyakit virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput, dua penyakit yang sangat merusak.

          Ledakan WCK biasanya terjadi akibat penggunaan pestisida yang tidak tepat, penanaman varietas rentan, pemeliharaan tanaman, terutama pemupukan, yang
kurang tepat, dan kondisi lingkungan yang cocok untuk WCK (lembab, panas, dan pengap).

          Beberapa teknik pencegahan yang dapat diterapkan adalah:
1. Bersihkan gulma dari sawah dan areal sekitarnya.
2. Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya  musuh alami.
3. Gunakan varietas tahan seperti Ciherang,Mekongga, dan Cigeulis.
4. Jumlah kritis: pada kepadatan 1 wereng coklat/ batang atau kurang, masih ada peluang menekan populasi.
5. Amati wereng di persemaian setiap hari, atau setiap minggu setelah tanam pindah pada batang dan permukaan air. Periksa kedua sisi persemaian. Pada tanaman yang lebih tua, pegang tanaman dan rebahkan sedikit dan tepuk dengan pelan dekat bagian basal untuk melihat kalau ada wereng yang jatuh ke permukaan air.
6. Gunakan perangkap cahaya waktu malam ketika terlihat ada gejala serangan wereng. Jangan tempatkan cahaya dekat persemaian atau sawah.
Bila perangkap cahaya diserbu oleh beratus wereng, berarti persemaian dan sawah perlu segera diperiksa; lalu amati setiap hari dalam
beberapa minggu berikutnya.
7. Pupuk lengkap (NPK), dosis 250 kg urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upaya pencegahan.



Ini adalah hamparan sawah yang diserang oleh hama wereng cokelat. Lokasi Desa Karanggintung, Purwokerto. (Benar-benar parah)


Ini adalah jenis wereng yang menyerang.


Sabtu, 25 Desember 2010

C. militaris (Fr.) Link

C. militaris (Fr.) Link

Menurut Holliday and Matt (2004), jamur C. militaris (Fr.) Link termasuk kingdom Fungy, filum Ascomycota, kelas Ascomycetes, ordo Hypocreales, family Clavivipitacea, genus Cordyceps.
Cordyceps dikenal sebagai jamur entomopatogen yang membentuk badan buah pada serangga inangnya dan dikenal 750 spesies dari jamur ini. C. militaris merupakan jamur entomopatogen, khususnya pada larva dan pupa ordo Lepidoptera (Schgal and Sagar, 2006). Jamur ini bersifat soilborne karena infeksi mulai terjadi pada saat larva turun ke tanah untuk berkepompong (Wibowo, dkk, 1994).

Stroma dan sinemata Cordyceps berasal dari endosklerotium dan biasanya keluar dari mulut atau anus serangga dan dapat berkembang dengan bantuan cahaya. Stromata dan sinemata terdiri dari bundel-bundel yang tersusun rapi yang membentuk garis-garis membujur atau terdiri dari hifa yang saling berjalin dan peritesia yang berkembang semakin ke atas. Pada umumnya berbentuk klavat atau kapitat dan askosporanya saling berhubungan satu sama lain. Struktur badan buahnya dapat mencapai panjang kira-kira 30 cm, dan berbentuk sederhana ataupun bercabang atau berwarna kuning, jingga, merah, cokelat, kuning tua, abu-abu, hijau atau hitam.

Peritesia mengandung askus yang panjang dan sempit dengan askospora dengan multisepta yang dapat berubah bentuk menjadi semakin besar dalam satu bagian sel tersebut (Tanada and Harry, 1993).

Peritesia memanjang dalam satu lapisan sel yang berjalin dengan longgar, kadang-kadang tampak memanjang setengah. Aski berukuran 300-510 x 3,5-5 , dengan caps yang tipis yaitu 3,5-5 . Spora-spora yang saling memotong dan seperti benang, menyatu membentuk irisan-irisan berbentuk bulat panjang dengan ukuran 2-4,5 x 1,5 (Kuo, 2006).


Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan C. militaris (Fr.) Link

Hasil penelitian di Balai Penelitian Marihat menunjukkan bahwa pada kondisi kelembaban yang cukup, perkembangan Cordyceps dari mumifikasi sampai terjadinya emisi askospora sekitar 24 hari. Keadaan yang sedikit gelap akan berpengaruh terhadap evolusi stromata, tetapi cahaya akan merangsang keluarnya peritesia. Waktu yang diperlukan untuk pembentukan stromata berkisar 2-4 minggu setelah inokulasi (Wibowo, dkk, 1994). Suhu optimal untuk pertumbuhan miselia, yaitu 21-30 0C dan ini merupakan suhu untuk pertumbuhan yang cepat, sedangkan suhu 3-5 0C untuk pertumbuhan yang lambat. Dengan suhu yang optimal demikian, senyawa seperti Cordycepin (3’deoxy adenosine) atau Hydroethyladenosine dapat dihasilkan oleh jamur (Holliday and Matt, 2004).